Senin, 06 April 2015

Kuroko no Basuke vs Haikyuu : Seirin vs Karasuno Part 2



‘Apa-apaan situasi ini? Anak itu hanya seorang manager, dan dia berani memerintah kakak kelasnya! Memang benar dia memiliki mata yang membuat orang tak bisa membantahnya, tapi tak kusangka mereka akan dengan patuh mendengarkannya,’ gumam pelatih Ukai. “Kalau kalian ingin bermain voli, kami tak keberatan. Malah itu akan menjadi sebuah latihan yang berguna untuk kami.”
“Kageyama, apa menurutmu mereka bisa bermain voli?” tanya Hinata.
“Mana kutahu,” jawab Kageyama sewot. “Tapi postur mereka benar-benar tidak main-main. Yang paling tinggi itu mungkin sekitar 190 cm.”
“Siapa mereka?” tanya Nishinoya, si libero yang baru saja bergabung.
“Ohh, apa mereka anak SMA?” tanya Tanaka yang mengikuti Nishinoya.
“Mereka anggota tim basket dari SMA Seirin,” jawab Hinata.
Setelah melihat dengan seksama, mereka berdua menjadi terpaku dan menatap sang tamu dengan mulut menganga. “I-ii-itu…”
“Tanaka-san, kau tak mungkin ketakutan dengan badan mereka yang besar, kan?” ledek Hinata.
“Kawaiii…!!!” seru mereka bersamaan, dengan mata berbinar-binar memandangi Akiya.
Hinata dan Kageyama mendadak putus asa melihat kelakuan senpai mereka.



Setelah berbincang dengan sang pelatih dan guru pembimbing, aku mendapat sesuatu yang menarik untuk dilakukan selama berada di sini. Aku kembali kepada para member dan berunding dengan mereka. “Mau melakukannya?”
“Bukankah kita dilarang berlatih basket?” tanya Kagami-senpai.
“Pelatih melarang bermain basket, tapi tidak melarang bermain voli,” jawabku. “Basket dan voli adalah olahraga yang sama sekali berbeda. Aku yakin, kalian bisa belajar sesuatu dari sini.”
“Kalau kau berkata begitu, aku takkan membantahnya,” tukas Kuro-senpai.
Kagami-senpai hendak protes. “Oee, Kuroko! Jangan seenaknya…”
“Aku tak bisa hanya diam selama seminggu,” tambah Kuro-senpai menyela.
Sang kapten menghela nafas, “Benar kata Kuroko, kita tak bisa hanya diam dan tak menggerakkan tubuh sama sekali. Lagipula, tak ada salahnya mencoba bermain voli.”
“Jadi, sepakat?” tanyaku.
“Kami akan melakukannya,” jawab Hyuga-senpai dengan mantap.



“Pelatih Ukai!” seru sang kapten sambil berlari mendekat diikuti yang lain.
“Sebaiknya kalian bersiap-siap, sepertinya mereka akan bermain voli bersama kita selama seminggu ini,” kata pelatih Ukai.
“Mereka tim basket, kan? Apa mereka bisa bermain voli?” tanya Hinata.
“Mereka mungkin belum biasa bermain voli, tapi aku tidak menjamin mereka tak bisa melakukannya. Apalagi manager mereka benar-benar berbahaya,”
“Apanya yang berbahaya dari gadis semanis dia?” tanya Nishinoya.
“Manager itu, tidak memiliki keraguan dalam matanya, dan auranya benar-benar berbeda dari yang lain. Dia gadis yang bahkan tidak takut mengambil resiko dari keputusannya. Dia bukan gadis biasa,”
Tanaka dan Nishinoya menjadi lebih berbinar-binar dari sebelumnya.
“Benar-benar senpai yang tak bisa diharapkan,” timpal Tsukishima.
“Mereka datang, kalian harus bersikap ramah!” kata Takeda-sensei.
“Hai’!!” seru mereka bersama-sama.



Kami pun mendekat dan berkenalan dengan seluruh anggota tim. Tadinya aku sedikit terganggu dengan dua orang yang terus memandangiku, tapi aku mendapat ketenangan kembali saat kami sudah saling mengenal.
“Maaf untuk yang tadi,” kata Kageyama. “Toss-ku terlalu cepat dan Hinata tak bisa memukulnya dengan benar.”
“Kenapa kau membuatnya terdengar seperti salahku, Kageyama?!” teriak Hinata.
“Itu memang salahmu!”
“Kau melakukannya saat aku belum siap!”
“Kau saja yang terlalu lambat!”
“Apa kau bilang?!!”
Aku menahan tawaku saat melihat mereka adu mulut, persis seperti Kagami-senpai dan Kuro-senpai. Semakin kulihat, tim ini semakin menarik. Ada anak yang paling tinggi, berkacamata dan memiliki tatapan tidak tertarik yang aku yakin dia adalah seorang Middle Blocker. Ada juga yang paling pendek yang memiliki gerakan yang sangat lincah, pasti dia seorang libero. Dan tentu saja, masih banyak yang menarik perhatianku.
“Hinata-kun, apa kau seorang Middle Blocker?” tanyaku.
Sepertinya pertanyaanku terdengar aneh karna semua anggota Karasuno terdiam dan menatapku heran.
“B-ba-bagaimana kau tahu?!” seru Hinata-kun. “Biasanya orang akan menganggapku sebagai libero saat pertama kali bertemu.”
“Kakimu…”
Hinata-kun melihat kakinya.
“Itu adalah kaki yang biasa digunakan untuk melompat. Kau pasti bisa melompat sangat tinggi,” jawabku.
“Tapi, dari semua posisi, kenapa Middle Blocker?” tanya Kageyama-kun.
“Karna bola yang hampir menghantamku tadi,” jawabku. “Itu adalah bola dengan kecepatan yang mengerikan dan karna Kageyama-kun bilang dia yang melakukan toss dan Hinata-kun yang akan memukulnya, jadi aku menyimpulkan bahwa Hinata-kun adalah Middle Blocker dan Kageyama-kun adalah seorang Setter.”



‘Gadis ini sudah mengetahuinya sejak awal pertemuannya dengan Hinata, sungguh pengamatan yang mengerikan,’ gumam Ukai.



“Bisakah kalian tunjukkan lagi, pukulan mematikan itu?” pintaku.
Sejenak, mereka ragu sambil memandang pelatih. Namun, sang pelatih memasang wajah santai dan memperbolehkan mereka melakukannya.
Kami mundur ke pinggir lapangan dan melihat Kageyama-kun dan Hinata-kun bersiap-siap. Hinata melempar bolanya di atas Kageyama dan langsung berlari. Beberapa langkah dari net, dia melompat dan Kageyama memberikan toss yang paling cepat, sampai aku tak bisa melihat bolanya. Yang aku tahu, bola itu sudah memantul di dinding seberang net. Tak hanya aku, sepertinya anggota Seirin yang lain dibuat kaget olehnya.
Masih dengan tatapan kagum, aku mendekat. “Itu benar-benar luar biasa!”
“Iyahh, itu bukan apa-apa,” tukas Hinata dengan wajah memerah karna malu.



“Kurang ajar kalian, Kageyama, Hinata!!” gumam Nishinoya.
“Beraninya kalian pamer di depan Aki-chan!!” Tanaka juga berang.
“Kalian berdua, berhenti menggoda manager tim lain!” kata Sawamura tegas. “Apa kalian tak takut mengganggu manager tim yang berisi orang-orang seperti mereka?” Sawamura melirik Kagami.
Nishinoya dan Tanaka terdiam.



“Apa kalian bisa mengajari tim kami bermain voli?” tanyaku.
“Kami akan berusaha,” jawab Sawamura-san.
“Kalau begitu, aku serahkan mereka pada kalian,” kataku sambil kembali menggendong si No. 2.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar